ULAR KOBRA MEMANGSA TELUR BURUNG
GAGAK
Dibawah
sebatang pohon beringin hiduplah sepasang burung gagak jantan dan betina.
Setiap kali burung gagak betina menetaskan telur-telurnya, seekor ular kobra
hitam keluar dari lubang di pohon itu dan memangsa memangsa telur-telur itu.
Tak jauh
dari pohon itu dibawah pohon beringin lain hiduplah seekor serigala. Sepasang
gagak yang malang itu menceriterakan nasib mereka kepadanya.”kawan,” kata
mereka , “ular kobra hitam merayap keluar dari sarangnya dan memangsa anak-anak
kami. Katakanlah apa yang dapat kami lakukan untuk melindungi mereka? Bagi kami
tinggal disini sangat berbahaya.”
“jangan
putus asa ,” hibur serigala. “sesungguhnya, musuh yang kuat dapat dikalahkan
dengan kecerdikan . yang lemah terhindar dari cengkraman jahat yang kuat karena
kepandaiannya. Ingatkah ceritera seekor bangau rakus yang memakan semua ikan di
danau tetapi akhirnya mati ditangan seekor kepiting?”
“bagaimana
ceriteranya?” tanya si burung gagak betina.
Maka
serigala pun bercerita tentang burung bangau dan kepiting.
BALASAN KEPITING UNTUK KELICIKAN BURUNG BANGAU
gambar. donengsebelumtiduranakcerdas.blogspot.com |
Dihutan yang lebat ada sebuah danau besar. Didalamnya hidup
semua jenis binatang air. Seekor burung bangau juga tinggal disana. Dia sudah
tua dan tidak mempunyai tenaga lagi untuk menangkap ikan. Karena kelaparan
lama-kelamaan tubuhnya menjadi kurus.
Pada suatu hari dia datang ke tepi danau. Disana ia menangis
dengan suara keras. Air matanya bercucuran deras seperti mutiara. Seekor
kepiting mendekatinya.
Sang kepiting bertanya ramah dengan simpati,”paman, apakah
engkau baik-baik saja? Mengapa tidak makan dan mengapa pula menangis? Ada
masalah apa?”.
“ah, anakku,” kata burung bangau,”aku sudah memutuskan untuk
melupakan hubungan dengan duniawi. Dulu aku memang pemakan ikan tetapi sekarang
aku tidak akan menyentuhnya, biarpun mereka datang menghampiriku karena aku
sudah berjanji berpuasa sampai mati.”
“apa alasan paman memutuskan hubungan dengan dunia?” tanya
kepiting.
“wah,” jawab burung bangau, “aku lahir di danau ini dan
disinilah aku menjadi tua. Sekarang aku mendengar bahwa sampai duabelas tahun
mendatang di daerah ini tak akan turun hujan.”
“darimana paman mendengarnya?” tanya kepiting.
“daria ahli perbintangan,” jawab burung bangau. “dia berkata
dalam sebuah buku astrologi kuno tertulis, akibat perubahan tata letak planet
maka di daerah ini akan mengalami musim kemarau berkepanjangan selama dua belas
tahun. Air danau akan kering sedikit demi sedikit lama kelamaan akan habis. Dan
akhirnya kering kerontang. Uh, aku sedih sekali, tanpa air. Tanpa
binatang-binatang air yang hidup bersamaku sejak kecil dan teman bermainku
sejak kecil aku pasti akan mati. Aku tak tahan berpisah dengan mereka. Karena
itu aku akan berpuasa sampai mati. Demi mereka.”
“tidakkah kau perhatikan,” bangau itu melanjutkan tipu dayanya,
“binatang air yang lain sudah mulai memindahkan keluarganya ke danau yang lebih
besar sementara kura-kura, buaya dan binatang-binatang lain yang lebih besar
pergi sendiri ke tempat lain. Tetapi, binatang-binatang air disini tampak
seperti tak peduli. Aku menangis karena semuanya akan musnah.”
Kepiting itu kemudian menyampaikan apa yang didengarnya dari
bangau,. Segera saja semua binatangdi situ , ikan-ikan besar dan kecil,
kepiting, kura-kura, kerang, dan yang lain-menjadi panik. Mereka mendatangi
burung bangau dan bertanya dengan cermas “bagaimana jalan keluarnya? Dapatkah
kita melindungi diri dari bencana ini?”.
“hemm, aku ingat,” kata bangau sambil pura-pura berpikir, “tak
jauh dari sisni ada sebuah danau yang airnya segar dan penuh, biarpun tak ada
hujan selama dua puluh empat tahun, danau itu tidak akan kering. Danau itu juga
teduh karena ditutupi bunga teratai. Kalau kalian bersedia naik satu per satu
ke punggungku , aku bisa membawa kalian kesana.”
Ikan-ikan yang sudah panik itu gembira mendengar gagasan sang
bangau. Mereka bahkan tak lagi memeriksa kebenaran ‘isapan jempol ‘ sang bangau
pemakan ikan itu, mereka berkumpul di sekelilingnya, berteriak,”paman! Bapak!
Kakak! Aku duluan! Tolong!”
Burung bangu yang jahat itu gembira karena ‘perangka’ mya mulai
mengenai sasaran. Secara bergantian ia membopong ikan-ikan di danau itu dengan
paruhnya, satu per satu. Bila sudah terbang agak jauh, dibantingnya ikan itu ke
atas sebongkah batu dari atas awan. Ia kemudian menukik dan menyantap ikan
korbannya sampai puas. Setelah kenyang, ia kembali ke danau sambil menyampaikan
pesan-pesan bohong kepada keluarga mereka, misalnya keluarganya menanti, ayahnya
bahagia di danau baru itu, dan bohong-bohong lainnya. Demikialah hari demi hari
yang mengenyangkan perut bangau licik itu berlalu.
Pada suatu hari kepiting berkata kepada burung bangau ,”paman,
bukankah aku yang pertama kali yang mendengar masalah kemarau darimu namun
mengapa engkau membawa yang lain lebih dulu? Sekarang selamatkanlah hidupku.”
Burung bangau berpikir, “ah aku sudah mulai bosan makan ikan
setiap hari. Sebagai selingan ada baiknya aku makan kepiting hari ini.”
Maka dibawanya kepiting itu di punggungnya dan diterbangkannya
ke arah bebatuan tempat bangau itu menghempaskan ikan mangsanya. Sang kepiting
daria arah kejauhan dapat melihat tumpukan tulang-tulang dan kerangka ikan-ikan
dan karena ia bukan kepiting dungu, mengertilah ia apa artinya.
Setelah berpikir sejenak dengan tenang ia berkata.” Paman bangau
katakanlah!, berapa jauh danau yang aku tuju? Paman pasti lelah mengangkatku.
Aku amat berat.”
Burung bangau berpikir,”binatang
air bodoh ini sudah berada dalam gengamanku. Dia tak bisa lolos jadi tak ada
ruginya kukatakan saja apa adanya.”
Sambil menyeringai ia berkata kepada kepiting,” kepiting dungu,
mana ada danau yang lain? Perjalanan ini adalah perjalanan pesta untukku, akua
akan membantingmu ke atas batu itu, kemudian menyantapmu.”
gambar. donengsebelumtiduranakcerdas.blogspot.com |
Begitu burung bangau selesai tertawa, sang kepiting bergerak
dengan sigap. Ia menjepit leher burung bangau dengan capitnya. Dibawah ancaman
cekikan dipakasnya burung bangau jahat itu mendarat. Begitu tiba ditanah, sang
kepiting langsung mencekiknya sampai mati, hingga lehernya yang panjang putus.
Kepiting itu kemudian menyeret leher burung bangau itu ke danau
semula. Ikan-ikan dan binatang air lainnya langsung datang berkerumun heran.
“kepiting, kenapa kamu kembali?” tanya seekor ikan besar. “apa
yang terjadi pada paman bangau? Apakah ia celaka? Kita semua tak sabar lagi
untuk pindah.”
Kepiting itu tertawa getir,”kawan-kawanku,” katanya lirih.”burung
bangau itu penipu! Ia tak membawa teman-teman kita ke danau bualan itu,
melainkan dihempaskannya dari ats langit ke atas batu, tak jauh dari sisi,
sampai mati. Dan setelah itu ia menyantapnya sepuas-puasnya. Aku melihat tulang
belulang mereka.”
Ketika kepiting lain masih terperangah tak percaya, kepiting
melanjutkan,”namun aku ditakdirkan terus hidup dan membalas kebusukannya. Kujepit
lehernya sampai mati ketika ia mengancamku. Dan sekarang kita tak perlu
khawatir lagi. Kita aman disini.”
*****
“karena
itu aku katakan,” kata serigala, “seekor
burung bangau rakus yang mampu memakan ikan besar, sedang dan ikan kecil ternyata
mati hanya oleh jepitan kepiting.”
Setelah mendengar
ceritera itu, burung gagak berkata,” kata-katamu benar namun kawan, katakan
kepada kami bagaimana cara kami membinasakan ular kobra jahat itu.”
“saranku,”
kat serigala,”pergilah ke ibu kota. Datangilah rumah menteri, hartawan atau
siapa saja, pokonya orang kaya atau orang penting. Curilah rantai emas atau
kalung yang tergeletak dirumahnya tetapi pastikan bahwa tindakanmu itu dilihat
olehnya atau oleh para pengawal-pengawalnya. Niscaya mereka akan mengejarmu. Nah
terbanglah perlahan-lahan agar mereka dapat mengikutimu. Jatuhkan kalung atau
rantai emas itu ke lubang pohon, sarang ular itu.. dan begitu mereka melihat
ular itu, aku berani bertaruh mereka akan menggebuknya sampai mati.”
Burung gagak
memutuskan untuk mengikuti nasehat serigala. Keduanya terbang hingga melintasi
danau tempat gadis-gadis anak raja sedang berenang. Mereka meninggalkan pakaian
dengan kalung emas serta perhiasan mutiara mereka di tepi danau. Burunga gagak betina mengambil seutas kalung
emas dengan paruhnya lalu terbang perlahan-lahan menuju sarangnya.
Para pengawal
melihatnya. Segera saja mereka mengambil kayu, batu dan peralatan lainnya
lantas berlari mengejar burung itu. Dengan sengaja gagak betina melemparkan
kalung emas itu ke lubang sarang ular. Saat para pembantu raja datang mereka
menemukan seekor ular yang siap menyerang mereka dalam sarangnya di bawah pohon
beringin. Mereka segera menyerangnya dengan pentungan kayu, lemparan batu dan
pukulan tongkat hingga ular itu mati. Setelah itu para pengawal kerajann itu
meraih kalung emas puteri raja dan kembali pulang.
Akhirnya
sepasang burung gagak tadi dapat hidup dengan tenamg disana. Mereka beranak-pinak
dan hidup bahagia selama-lamanya.
*****
“jadi,”
kata Damanaka,”karena itu aku katakan,
Apa yang
tidak bisa dicapai dengan kekuatan, harus dapat dicapai dengan kepandaian. Tak ada
satupun hal di dunia ini yang tak dapat dicapai oleh orang yang pandai. Berkat kepandaiannya,
seekor kelinci mampu membunuh seeekor singan perkasa.”
“bagaimana
kisahnya?” tanya Karataka.
Damanaka
pun bercerita tentang singan dan kelinci.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar