Senin, 29 Januari 2018


KUTU BERULAH, KEPINDING KENA GETAHNYA

Di sebuah istana tinggalah seorang raja yang mempunyai kamar tidur amat mewah dan dihias dengan indah. Spreinya terbuat dari sutera putih dan tampak anggun menutupi tempat tidur. Dalam lipatan-lipatan sprei itu hidup seekor kepinding putih bernama Mandavisarpini. Dia suka mengisap darah raja dan dengan cara itu dia hidup dengan perasaan bahagia.
Pada suatu hari seekor kutu kecil bernama agnimukha merayap ke dalam kamar tidur itu. Ketika kepinding melihatnya dia pun berteriak, “agnimukha! Apa yang kau lakukan? Keluarlah sekarang!”
“nyonya,” sahut kutu, “bukan begitu caranya berbicara dengan tamu, biarpun dia seorang miskin. Seorang ibu rumah tangga seharusnya menawarkan bantuan kepada orang lain, sekalipun kastanya lebih rendah. Tuan rumah yang baik seharusnya berkata, ‘selamat datang! Silahkan dududk dan jangan ragu-ragu lama kita tak bersua, apa kabarmu?engkau kelihatan kurus, apakah engkau baik-bak saja? Aku senang berjumpa denganmu lagi.”
Setelah beberapa saat mengambil nafas kutu kecil melanjutkan,”aku sudah menghisap berbagai macam darah tetapi belum pernah sekalipun menikamati darah raja. Aku yakin amat manis karena dia memakan hidangan yang paling istimewa. Dengan seizinmu aku ingin mencicipinya. Aku datang ke rumahmu dalam keadaan lemah dan lapar. Mandavisarpini, rasanya tak elok engkau menikmati darah raja sendirian sementara tamumu kelaparan! Ijinkan aku juga mendapat bagian!”
“tapi agnimukha,” kata kepinding, ‘aku menghisap darah raja hanya pada waktu dia tidur. Itupun dengan lembut. Tapi kamu berbeda, lagi pula tusukanmu tajam seperti jarum. Begini saja kalau kamu mau berjanji untuk membiarkan raja terlelap dulu maka kau boleh menghisap darahnya.”
“ya, ya ..... aku berjanji,’ kata kutu, cepat. “aku juga bersumpah akan menunggu sampai engkau selesai menhisap darahnya sebelum aku sendiri menggigitnya.”
Ketika mereka berbicara, raja datang  dan berbaring di tempat tidurnya. Mulut si kutu mulai berliur dan karena tak tahan lagi ia menggigit raja tanpa menunggunya tertidur. Benar kata orang :
Air dingin yang dididihkan akhirnya akan kembali dingin. Demikianlah, tak mudah mengubah tabiat orang hanya dengan memberinya khutbah.
Gigitan kutu tajam seperti jarum. Raja sampai melompat kaget sambil menjerit, dan segera memanggil pembantunya,” hei ! ada sesuatu yang mngigitku! Lihat mungkin ada kutu atau kepinding di tempat tidurku.”
Ketika kutu mendengarnya, ia sembunyi di sudut tempat tidur, terlindung. Pembantu-pembantu raja datang dan memeriksa peraduan baginda dengan seksama. Ketika membalikan sprei mereka menemukan seekor kepinding diantara kain itu. Dengan serta merta kepinding itu dipencet dengan jempol hingga mati.
*****
kutu menghisap darah tetapi kepinding yang kena masalah
Add caption

Minggu, 28 Januari 2018

KELINCI MEMPERDAYA SINGA

Bhasuraka, tinggal di sebuah hutan. ia adalah seekor singa besar, buas dan berperangai buruk sesuai dengan namanya. Begitu jahatnya sehingga membunuh binatang lain tanpa alasan yang jelas bukanlah masalah baginya.
Karena tak tahan lagi, pada suatu hari semua binatang yang biasa dimangsa singa seperti  rusa, babi, kelinci, dan binatang lain, bersama-sama menghadapnya.
Perwakilan mereka berkata,”tuan, mengapa tuan suka membunuh begitu banyak teman kami setiap hari tanpa alasan, kalau seekor binatang saja sudah cukup memuaskan rasa lapar tuan? Marilah kita bersepakat, mulai hari ini kami berjanji untuk mengirim seekor binatang setiap hari ke sarang tuan untuk dimakan. Namun sebagai gantinya, tuan memberikan jaminan bahwa kami dapat berkeliaran tanpa gangguan di hutan ini. Dengan cara itu, tuan tak perlu repot-repot mencari mangsa, dan warga kami tak perlu dibunuh tanpa alasan. Kami teringat pesan orang bijaksana :
Dengan minum obat takaran kecil saja, seseorang dapat menjadi kuat, begitu juga seorang raja menjadi kuat dengan memungut sedikit demi sedikit pajak. Seeokr sapi harus dipelihara dengan baik sebelum menghasilkan susu. Tanaman yang merambat di dinding harus disiram air sebelum memberi bunga-bunga yang indah. Begitu juga seorang raja harus menjaga pengiringnya kalau ingin mendapatkan yang terbaik dari mereka.”
Setelah mendengarnya, bhasuraka berkata, “benar apa yang engkau katakan. Aku setuju saranmu. Tapi awas, satu hari saja aku tak menerima kirimanmu, aku akan memangsa kalian semua!”
Binatang-binatang itu berjanji alan menepati kata-katanya: agar rakyat dapat hidup tenteram, mereka harus  memberi upeti kepada penguasa yang lalim. Mereka bersepakat untuk mengadakan undian setiap hari untuk menentukan siapakah yang akan dikorbankan pada hari itu.
Suatu hari, giliran itu tiba pada seekor kelinci. Ia tak kuasa menolak, apalagi didesak oleh binatang-binatang lain yang mengingatkan janji mereka. Sungguh gundah dan kecut hati kelinci. Apa yang harus dilakukannya untuk meloloskan diri bahkan kalu mungkin membinasakan singa yang kejam itu?
Untuk mengulur-ulur waktu ia berjalan –jalan tanpa tujuan sebelum menuju sarang Bhasuraka untuk menyerahkan diri.
Ketika tiba di sebuah sumur, ia meloncat ke tepi sumur dan melihat bayangannya di air. Pada saat itulah ia mendapatkan ide yang cemerlang.”aha, aku sudah menemukan cara untuk menaklukannya!”
Ketika tiba di sarang singa, matahari mulai terbenam Bhasuraka sudah sangat marah karena harus menunggunya begitu lama. Dan itu berarti dia kelaparan. Ia menjilati bibirnya dengan perut keroncongan lalu bergumam geram, “awas binatang-binatang itu, besok akan ku santap semuanya!”
Tepat saat itu, kelinci datang dan berdiri di hadapannya. Singa yang murka itu meraung.”kamu...kamu! kalian semua binatang kurang ajar! Pertama kamu terlambat, kedua kamu terlalu kecil untuk kusantap. Karena itu akan kumakan kau sekarng dan esok semua penghuni hutan!.”

Jumat, 26 Januari 2018

ULAR KOBRA MEMANGSA TELUR BURUNG GAGAK

Dibawah sebatang pohon beringin hiduplah sepasang burung gagak jantan dan betina. Setiap kali burung gagak betina menetaskan telur-telurnya, seekor ular kobra hitam keluar dari lubang di pohon itu dan memangsa  memangsa telur-telur itu.
Tak jauh dari pohon itu dibawah pohon beringin lain hiduplah seekor serigala. Sepasang gagak yang malang itu menceriterakan nasib mereka kepadanya.”kawan,” kata mereka , “ular kobra hitam merayap keluar dari sarangnya dan memangsa anak-anak kami. Katakanlah apa yang dapat kami lakukan untuk melindungi mereka? Bagi kami tinggal disini sangat berbahaya.”
“jangan putus asa ,” hibur serigala. “sesungguhnya, musuh yang kuat dapat dikalahkan dengan kecerdikan . yang lemah terhindar dari cengkraman jahat yang kuat karena kepandaiannya. Ingatkah ceritera seekor bangau rakus yang memakan semua ikan di danau tetapi akhirnya mati ditangan seekor kepiting?”
“bagaimana ceriteranya?” tanya si burung gagak betina.
Maka serigala pun bercerita tentang burung bangau dan kepiting.


Rabu, 24 Januari 2018

UPAH KECEROBOHAN

Di sebuah Matha, yang sepi, hiduplah seorang sanyasi bernama dev Sharma. Karena dipandang suci dan terhormat seringlah orang mengunjunginya untuk meminta pendapat atau nasehat sambil membawakan hadiah untuknya terutama kain tenunan halus atau rajutan indah. Semakin banyak tamunya semakin banyak pula hadiah yang diterima Dev Sharma.
Tumpukan hadiah itu kemudian dijualnya. Lama-kelamaan ia menjadi kaya-raya dari hasil penjualan barang-barang persembahan tersebut. Namun karena sangat kaya, Dev Sharma selalu was-was uangnya dicuri atau curiga pada orang lain. Siang malam ia mengapit tas uangnya kemana saja. Ia membenarkan pendapat orang bahwa :
Mencari uang memang susah tetapi lebih susah lagi menjaganya. Mencari dan membelanjakan uang menimbulkan banyak masalah, terkutuklahsumber kekhawatiran yang tak kunjung berakhir ini.
Seorang pencuri bernama ashadbhuti tak luput mengintainya. Dia selalu berpikir bagaiman cara mencuri uang sanyasi itu. Tak mudah mendekatinya. Tembok asrama tebal dan terlalu kuat untuk dibobol. Pintu gerbangnya tinggi dan dijaga.
Namun pada suatu hari ia mendapat gagasan cemerlang.
“lebih baik aku melamar menjadi murid sampai aku dipercaya menjadi pengikutnya. Kalu ia sudah mempercayaiku niscaya ia akan jatuh ke dalam cengkeramanku. Aku akan menggunakan siasat seperti yang dibenarkan banyak orang:
Orang yang tidak mempunyai pamrih tak akan merampas hak orang lain. Dan orang yang tak mempunyai nafsu tak akan merias diri, orang bodoh tak akan berbelit-belit, orang yang berbicara terus terang pasti bukan penipu.”
Setelah mantap dengan rencananya, ashadbhuti meminta ijin untuk menghadap Dev Sharma. Ketika diterima, ia membungkuk hormat dihadapan rahib itu dengan penuh takzim seraya memberi salam ‘Om Namah Siwaya’.

Selasa, 23 Januari 2018

MERAIH KEHORMATAN KEMBALI


Saudagar Dantila tinggal di kota Vardhamana. Ia adalah pedagang besar dan dikenal sangat makmur lagi baik hati. Ia berhasil membahagiakan raja dan rakyatnya berkat kemampuannya mengatur keduanya. Kata-kata rasanya habis sudah untuk memuji kebaikan hati dan kebijaksanaan sang saudagar. Orang seperti dia memang unik dan sulit cari tandingnnya, karena biasanya :

Orang yang mencari muka di depan raja dibenci oleh rakyat, orang yang membela kesejahteraan rakyat dibenci oleh raja.

Namun ia berhasil memadukan keduanya, hal yang bertentangan itu. Orang yang disayangraja sekaligus disayang oleh rakyat kebanyakan, sungguh jarang ada bukan?.
Pada acara pesta perayaan pernikahan putrinya, Dantila mengundang semua kenalannya dari segala lapisan masyarakat dan para pejabat negeri. Dia menjamu mereka di gedung dengan mewah bahkan menghadiahi pakaian yang indahdan mahal. Begitulah cara Dantila menghormati tamu-tamunya. Sesudah pesta, raja dan ratu serta semua pejabat di undang ke rumah Dantila dan disana sekali lagiia menjamu tamunya dengan kemewahan dan rasa hormat.
Seorang pelayan raja bernama Goramba, ikut hadir dalam perjamuan itu. Sehari-hari ia bertugas sebagai penyapu lantai istana. Sebenarnya ia tidak diundang namun karena ingin mengetahui suasana pesta mewah, ia datang juga. Sayangnya ia duduk di kursi yang sebenarnya disediakan untuk para tamu-tamu penting dan terhormat. Saudagar Dantila begitu mengetahui kelancangannya, segera mengusirnya pergi.
Pelayan itu merasa sangat terhina dan tidak bisa tidur semalaman.yang ada dipikirannya,” bagaimana membalas dendam dan membuat raja membenci Dantila. Tetapi adakah kesempatan orang biasa untuk menyakiti orang kuat seperti dia.”
Bebrapa hari kemudian pagi-pagi buta Gorambha menyapu lantai di depan kamar raja. Gorambha tahusepagi itu sebenarnya baginda sudah bangun tetapi belum bangkit dari tempat tidurnya. Sambil menyapu dengan suara lirih seolah-olah mengeluh, Gorambha berkata, “ya gusti, ya dewa, sungguh terlalu Dantila! Benarkah yang aku lihat semalam berani-beraninya ia merangkul permaisuri.”
Mendengar kaat-kata itu raja bergegas bangkit dan berkata padanya,” Gorambha!, benarkah yang kau katakan tadi?.”
“oh, ampun Baginda,” kata Gorambha, “semalam hamba bergadang, bermain kartu sehingga saya masih mengantuk dan sungguh-sungguh tak menyadari apa yang hamba katakan tadi.”
Baginda dibayangi perasaan curiga dan cemburu . ia membatin, “ya dengan segala kemewahan harta bendanya bukan tidak mungkin Dantila berani kurang ajar. Gorambha diijinkan berjalan-jalan bebas di istana juga Dantila. Mungkin saja Gorambha melihat Dantila merangkul permaisuri, karena :
Apa yang direnungkan, dilihat, atau dilakukan seseorang di siang hari akan terbayang dalam mimpinya.”
Entah mengapa tiba-tiba saja Baginda begitu saja mempercayai kata hatinya, tanpa memeriksa benar atau tidaknya masalah. Bahkan kini ia curiga juga kepada permaisuri, istrinya. Dalam hati ia membatin,” seorang wanita yang tidak setia bukan tidak mungkin memikirkan laki-laki lain ketika sedang tersenyum kepada seorang pria. Tatapan matanya bisa saja sayu sendu merayu ketika sedang berdekatan dengan suaminya, namun pada saat yang sama hatinya memimpikan lelaki lain, lelaki yang benar-benar dicintainya. Cinta seperti itu dapatkah dipercaya?. Sungguh bodoh laki-laki yang berpikir bahwa seorang wanita yang seperti itu mau mencintainya dengan sungguh-sungguh. Ia justru masuk ke lubang perangkap wanita itu dan akan dipermainkannya.”
Pikiran raja sangat terganggu. Hari ini juga sikapnya terhadap Dantila berubah bahkan Dantila dilarang memasuki istana. Dantila  tentu saja merasa sangat heran melihat perubahan yang terjadi pada sikap raja yang mendadak itu ia berpikir,” benar juga kata orang :

Memang tak ada kisah tentang, seekor burung gagak  yang  putih bersih, seorang penjudi yang jujur, seekor ular yang pemaaf, seeorang wanita yng tidak cerewet, seorang lemah yang pemberani, seorang pemabuk yang bijaksana, juga persahabatan tulus dari seorang penguasa.”

 Batinnya lagi, “bahkan dalam mimpi sekalipun aku belum pernah menyakiti siapapun , raja tidak, keluarganya tidak, siapa pun tidak, mengapa baginda tiba-tiba memusuhi aku?”
Waktupun berlalu ..
Pada suatu pagi ketika Dantila berniat menghadap raja bagindalangkahnya dihentikan oleh penjaga gerbang istana. Gorambha yang sedang menyapu lantai menyeringai melihatnya lalu berseru,” hoi awas dia adalah orang kesayangan baginda. Dia bisa menahan atau mengusir orang seenaknya sendiri. Dia pernah mengusirku. Hati-hati jangan sampai kalian mengalami nasib sepertiku.”
Dantila yang cerdas segera berpikir, “bukankah dia yang dulu aku usir dalam pesta karena lancang. Pasti Gorambha yang menyebabkan semua ini. Sekarang aku mengerti kenapa orang-orang berkata :
Pelayan raja, walaupun dari kasta rendah, bodoh, bahkan berperangai buruk , dihormati kemana saja ia pergi”.
Dantila pun pulang  dengan perasaan gundah dan merasa pikirannya kacau. Sepanjamg siang ia memikirkan langkah apa yang harus diambilnya. Akhirnya sore itu ia mengundang Gorambha ke rumahnya. Diberinya pelayan itu satu stel baju baru dan bagus.
Lalu katanya dengan tutur kata lembut,”kawan yang kuhormati, maafkan tempo hari aku mengusirmu. Itu bukan karena aku membencimu tetapi karena engkau duduk di tempat yang bukan disediakan untukmu. Tempat duduk itu disediakan untuk seorang brahmin. Brahmin itu merasa terhina karena itu aku terpaksa mengusirmu keluar. Sekali lagi maafkan aku.”
Ketika Gorambha melihat hadiah baju mewah yang diterimanya ia bahagia sekali. Dengan penuh kegembiraan ia berkata kepada Dantila,”tuan sekarang sayamemafkan tuan. Tuan juga sudah menyatakan penyesalan dan meminta maaf, tuan akan disayangi lagi oleh raja. Akan saya  buktikan kata-kata saya ini dengan segenap kepandaianku,” lalu Gorambha pulang dengan hati riang.
Keesokan harinya Gorambha kembali ke tugas hariannya, menyapu di istana. Persis di depan kamar baginda ia menggumam, “aneh sekali tingkah laku baginda, masa makan ketimun di kamar kecil.”
Raja terkejut mendengarnya dan membentak, “kamu! Gorambha! Membual apa kamu ini? Ingat hanya karena engkau pelayan setiaku maka engkau tidak aku hukum. Apakah kamu pernah melihatku makan ketimun di kamar kecil?”
“maafkan hamba tuan, ampun!” kata Gorambha. Semalam hamba bergadang. Pagi ini masih ngantuk sekali. Hamba benar benar tidak menyadari kata-kata hamba, mohon ampun karena telah melantur kata-kata yang tidak pantas”.
Raja berpikir mendengarrnya.”aku sama sekali belum pernah makan ketimun di kamar kecil. Kalu si bodoh ini mengatakan sesuatu yang tidak masuk akal tentang diriku, boleh jadi yang ia katakan tentang Dantila tak masuk akal juga. Aku keliru telah membenci Dantila. Lagi pula tanpa Dantila administrasi keuangan kerajaan juga kacau.”
Setelah memikirkannya dengan matang raja mengundang Dantila ke istana, memberinya perhiasan dan baju serta menempatkannya dalam kedudukan yang terhormat seperti dulu.
*****
“jadi,” kata serigala Damanaka ,” karena itu aku katakan :
Orang terhormat yang tidak pandai menghargai kedudukan orang lain, mana yang tinggi, sedang dan rendah dengan baik akan hancur, seperti Dantila, biarpun ia kebanggaan raja.”
“kawan,” kata Sanjiwaka, “engkau benar.aku akan melakukannya persis seperti ucapanmu.”
Lalu Damanaka membawa Sanjiwaka kepada Pingalaka dan berkata,” Paduka tuan, hamba sudah menghadapkan Sanjiwaka kepada tuan. Sekarang hamba menyerahkan segalanya kepada tuan.”
Sanjiwaka membungkuk ke arah Pingalaka lalu berdiri dihadapannya dengan hormat. Pingalaka menyambutnya dengan penghormatan yang sama, kemudian berkata, “teman apa kabar? Bagaimana anda bisa sampai di hutan belantara ini?”
Maka berceritalah Sanjiwaka tentang kejadian yang dialaminya.
Selesai mendengarkan cerita Sanjiwaka, Pingalaka berkata dengan ramah,”sahabatku, Sanjiwaka  jangan takut. Engkau dapat berjalan-jalan sesuka hatimu di hutan ini. Aku akan melindungimu dengan cakar dan lenganku. Tetapi, engkau harus selalu di dekatku, karena hutan ini dihuni oleh binatang buas, berbahaya bagi yang kuat sekalipun, apalagi bagi binatang pemakan rumput.”
Sejak itu Pingalaka tidak takut lagi pergi ke sungai Yamuna untuk minum, mandi, atau duduk-duduk di tepinya seperti kebiasaan dulu. Dengan perasaan tenang pula ia menyerahkan pengaturan hutan kepada Karataka dan Damanaka. Ia juga mulai sering mendengarkan cerita-cerita Sanjiwaka tentang budi pekerti.
Begitulah ia menghabiskan waktunya.
Sanjiwaka ternyata terpelajar dan ahli sastra. Dalam beberapa hari saja ia sudah berhasil menerangi hati buas dan pikiran bodoh Pingalaka dengan pengetahuan dan tata krama. Pingalaka puhn lupa pada perangainya yang liar.
Setiap hari mereka berbincang-bincang berdua. Benar benar hanya berdua, jauh dari pengawal. Bahkan Damanaka dan Karataka dilarang menghampiri atau ikut serta . namun karena sang singa tak lagi berburu, maka semua binatang termasuk Damanaka  dan Karataka mulai kelaparan. Kata orang:

Burung-burung meninggalkan pohon yang sudah tua, kering dan tak lagi berbuah, dan terbang ke tempat lain. Begitu juga para pelayan akan meninggalkan raja, yang tak lagi membawa keberuntungan baginya.

Ketika Karataka dan Damanaka putus asa melihat sikap raja mereka pun berunding.
“Karataka,” kata Damanaka, “kita mempunyai masalah sejak Pingalaka takjub pada kata-kata Sanjiwaka, ia mengabaikan semua tanggung jawabnya. Seluruh keluarga dan pejabat istana telah meninggalkannya. Kini apa yang harus kita lakukan?”
“meskipun majikan kita tidak mendengar kata-katamu.” Kata Karataka, “tetap saja engkau berkewajiban memperbaiki kesalahannya. Tugas seorang menteri adalah menasehati rajanya. Raja menerima nasehat itu atau tidak, itu urusan sendiri. Jika seorang raja menjadi sombong itu adalah tanggung jawab mentrinya  karena ia telah memberi saran dan nasehat. Gajah yang terperosok ke jalan yang sesat adalah tanggung jawab pawangnya. Engkaulah yang membawa Sanjiwaka si pemakan rumput ke hadapan baginda. Engkau sendiri yang membawa masalah, seperti menggaruk batu bara ditengah kobaran apinya, sehingga baranya makin memanas.”
“benar sekali,” kata Damanaka.”semua ini salahku, bukan kesalahan raja. Benarlah kata-kata orang bijak : serigala diantara biri-biri jantan yang sedang bertarung dan sanyasi yang mempercayai asadhubuti mereka sendirilah yang harus menanggung akibatnya.”
“Bagaimana kisahnya?” kata Karataka.

Dan Damanaka pun berkisah tentang seekor serigala dan seorang sanyasi yang menderita karena kecerobohan masing-masing.
SERIGALA DAN GENDERANG

Seekor serigala bernama Gomaya. Pada suatu hari berjalan tak tentu arahuntuk mencari makanan karena sangat laparnya. Akhirnya ia tiba di suatu medan pertempuran. Tentara yang telah berperang meninggalkan sebuah genderang yang tergeletak didekat semak-semak. Karena terpaan angin yang kencang, semak-semak menabuh kulit genderang sehingga menimbulkan bunyi yang mengejutkan Gomaya. Serigala itu ketakutan dan berpikir, “bila aku tak segera menghindar sebelum terlihat oleh makhluk bersuara menakutkan itu, matilah aku. Tetapi tak baik meninggalkan tempat ini begitu saja, jadi aku harus mencoba mencari tahuasal-usul suara itu.”
Dengan hati yang ditegar-tegarkan ia mrayap, mengintip semak-semak tadi. Dan ketika yang dihadapinya ternyata sebuah genderang perang, keberaniannya bertambah. Ia mendekat, ingin tahu lebih banyak. Namun apa yang dilihatnya didekat genderang? Setumpuk makanan bekas para tentara, dalam jumlah yang baru akan habis disantap dalam waktu yang lama.
*****
“paduka lihat,” kata Damanaka, “paduka tidak pantas takut hanya pada suara,”
“bagaimana mungkin aku berani,” jawab Pingalaka,”bila keluarga dan para pejabat istana semua gemetar karena ketakutandan ingin lari dari sini?”
“tuan,” kata Damanaka “para pelayan tidak bisa disalahkan karena mereka hanya mengikuti contoh tuannya, kata orang : 
kuda, senjata, buku, percakapan, harpa, istri, menjadi berguna atau tidak tergantung kepada manusia yang memilikinya,

" maka”, kata Damanaka , “janganlah paduka takut. Tunggulah disisni sampai hamba kembali. Hamba akan menyelidiki suara itu. Setelah itu, silahkan paduka putuskan apa yang akan kita lakukan.”
“apakah engkau berani?” kat Pingalaka.
“pasti,” tegas Damanaka, “seorang abdi yang baik tak pantas menimbang-nimbangsikap hatinya untuk melakukan perintah tuannya atau tidak.”
“kawanku yang baik,” kata Pingalaka, kalau begitu pergilah, semoga Tuhan memberkatimu.”
Damanaka membungkuk hormat dihadapan singa raja kemudian berbalik dan langsung berangkat mencari sumber suara sang sapi Sanjiwaka. Singa Pingalaka merasa sangat ketakutan sepeninggal serigala Damanaka. Dia membatin,”aku salah karena terlalu banyak menceriterakan pikiran dan isi hatiku kepadanya. Jangan-jangan dia dendam padaku karena dulu orang tuanya telah kuberhentikan dari jabatannya di istana sehingga sekarang ia ingin membalas dendam. Apa yang harus aku lakukan? Hm, sebaiknya aku bersembunyi saja. Akan kuintai, apakah dia membawa musuh yang akan membunuhku atau tidak, karena kaum arif bijaksana mengajarkan :
orang kuat yang ceroboh terlalu mempercayai orang lain, harus menebus hidup dengan nyawanya tatapi kewaspadaan orang yang lemah akan menyelamatkannya dari ancaman musuh yang terkuat sekalipun bahkan dari kematian.”
Setelah mengambil keputusan itu, Pingalaka melangkahmencari tempat persembunyiannyadan menunggu kedatangan Damanaka dengan perasaan gelisah.
Sementara itu, serigala Damanaka telah tiba di tempat Sanjiwaka, si lembu jantan. Ketiak mengetahui bahwa pembuat suara menakutkan itu hanya seekor sapi, hatinya bersorak. Ia berpikir ,”inilah tanda keberuntungnku, sekarang aku akan dapat menguasai Pingalaka karena mempunyai kekuatan untuk menakutinya. Sapi ini dapat dijadikan sahabat atau musush baginya. Aku ingat ajaran :
Orang sehat tidak membutuhkan dokter, demikian juga raja yang terbebas dari kesulitan tidak akan lagi memperhatikan menterinya.”
Dengan pemikiran itu Damanaka kembali ke tepi sungai Yamuna untuk mencari Pingalaka. Ketika menemukannya setelah memberi hormat ia dududk bersimpuh.
“apakah kau menemukannya?” tanya Pingalaka
“atas restu paduka hamba telah menemukannya,” kata Damanaka.
“sungguh?” kata Pingalaka.”benarkah ucapanmu?”
“apakah ada yang berani berdusta kepada baginda raja ?” jawab Damanaka.
“kalau begitu benar, ya,” kata Pingalaka. “engkau memang telah menemukannya. Mereka yang berkuasa tidak akan memaksakan kehendaknya kepada makhluk yang lemah. Itu sebabnya ia tidak membunuhmu, karena :
Badai mengabaikan rumput yang kecil dan lemahtetapi justru mencabutpohon-pohon yang tinggi sampai ke akar-akarnya. Yang kuat mestilah bertempur dengan yang kuat, bukan dengan yang lemah.”
“biarpun dia besar dan biarpun kita kecil tak berdaya dibandingkan dengannya ,” kata Damanaka,” namun hamba akan tetap melayani baginda.”
Pingalak bernafas dengan lega lantas berkata,”mampukah engkau melakukan apa yang kau katakan itu?”.
“tak ada yang mustahil bagi mereka yang cerdik.” Kata Damanaka. “baiklah,” kata Pingalaka, “kalu begitu sikapmu mulai hari ini engkau aku angkat sebagai menteri kerajaanku.”
Damanaka memberi hormat kemudian berpamitan untuk kembali ke Sanjiwaka. Begitu tiba dihadapannya dia menyapa dengan hardikan,”hai,sapi jantan yang tak tahu diri! Apakah engkau tidak takut kepada majikan kami, baginda Pingalaka, singa raja segala binatang sehingga berani-beraninya engkaumerumput tanpa izin dan melenguh seenaknya di wilayah kerajaannya. Ikuti aku, baginda Pingalaka memanggilmu.”
”kawanku yang terhormat,” kata Sanjiwaka yang terkejut atas hardikan itu, “siapakah Pingalaka itu?”.
“apa?” seru Damanaka, “engkau tidak tahu siapa itu Pingalaka?, baiklah, engkau akan segera tahu siapa dia. Saat ini dia sedang duduk di sana, dibawah pohon beringin, dikelilingi pengiringnya.”
Mendengar penjelasan itu Sanjiwaka berpikir, ajalnya telah datangsehingga hatinya menjadi ciut. Ia berkata kepada Damanaka,”kawanku yang baik, kasihanilah aku karena kelihatannya engkau orang yang arif bijaksana  lagi pandai bicara. Kalau engkau ingin membawaku menghadap singa itu, berikanlah aku jaminan bahwa nyawaku tidak terancam”.
“baiklah. Engkau memang berhak meminta jaminan keamanan,” kata Damanaka. “karena orang-orang bijaksana berkata :
Kita dapat mencapi ujung dunia, kedalaman lautatau tingginya puncak gunung, tetapitak seorangpun yang dapat menduga hati seorang raja.”
“Tunggulah disini. Aku akan mencari waktu yang tepat agar kita dapat menghadap dengan selamat,” lanjut Damanaka sebelum melangkah pergi untuk kembali ke tempat Pingalaka.
Dihadapan Pingalaka ia berkata, “paduka, ternyata dia bukan binatang biasa, melainkan seekor sapi jantan istimewa, tunggangan dewa Siwa. Ketika hamba bertanya, ia menjelaskan’ majikanku Siwa, amat menyayangiku sehingga memberiku hak untuk menikmati rumput lunak disepanjang sungai Yamuna ini. Dewa Siwa juga mengatakan bahwa seluruh hutan adalah lapangan tempat bermain bagiku.”
“tepat sekali dugaanku,” seru Pingalaka ketakutan. “jika tak dilindungi dewa mana berani binatang itu memakan rumput dan bebas mengembara di hutan yang penuh dengan binatang buas. Apa  jawabanmu ketika mendengar penjelasnnya?”
“tetapi paduka”,” kata Damanaka.”hamba katakan kepadanya ,hutan ini telah dihadiahkan kepada baginda Pingalaka, majikanku oleh dewi Durga, istri dewa siwa yang tunggangannya adalah seekor singa. Janganlah engkau takutmenghadapnya karena engkau akan disambut dengan bahagia. Datanglah dan tinggallahbersama raja Pingalaka. Anggaplah ia sebagai saudara kandungmu, habiskan waktumu dengan bergembira-makan, minum, dan bermain sepuasnya. Dia setuju tetapi dia mohon kepada baginda untuk menjamin nyawanya, bahwa dia tidak akan dibunuh. Sekarang terserah baginda.”
Mendengar itu Pingalaka berkata,”engkau telah melakukan tugasmu dengan baik, menteriku yang tangkas. Engkau telah mengambil sikap yang sesuai dengan keinginanku. Aku menjamin bahwa ia akan aman disini, tapi tolong beri aku juga jaminan yang sama dari dia, kalau dia setuju, bawalah dia kesini segera.”
Damanaka membungkuk hormat kembali dihadapan Pingalaka dan dalam perjalanannya ke tempat Sanjiwaka, dia berpikir dengan gembira,”majikanku sangat pemurah kepadaku, dan keputusannya tepat seperti harapanku. Aku sungguh beruntung.”
Saat bertemu sapi jantan Sanjiwaka, Damanaka berkata dengan hormat,”sahabatkuaku telah memohon kepada majikankuuntuk mengasihanimu dan ia berjanji tak akan membunuhmu. Percayalahdan ikutlah aku menghadap beliau. Tetapi kalau kitatiba di istana raja, engkau harus menghormati aku seperti engkau menghormati dirirmu sendiri. Jangan besar kepala dan merendahkan aku. Akupun akan berundingdenganmu ketika melakukan tugas tugasku sebagi menteri. Begitulah, kita berdua bisa menikmati rahmat dewi laksmi. Aku ingat kisah lama :
Orang yang terhormat yang tidak pandai menghargai kedudukan orang lain mana yang tinggi, sedang dan rendah dengan baik akan hancur seperti dantila, biarpun dia kebanggaan raja.”
“bagaimana ceritanya?” tanya Sanjiwaka. Maka berceriteralah Damanaka tentang saudagar Dantila.



Senin, 22 Januari 2018

KERA DAN PASAK KAYU


seekor kera mencabut pasak kayu yang tertancap namun akhirnya dia terjepit
gambar. kidsgen.com


Seorang pedagang mendirikan Candi dibawah pepohonan di pinggir sebuah kota kecil. Karena sepinya tempat itu setiap hari para tukang kayu dan pekerjanya pergi ke pasar tengah kota untuk makan siang.
Suatu siang menjelang istirahat makan seorang tukang kayu memasang pasak pada balok kayu yang sedang digergajinya. Pasak kayu itu dipasang persis ditengah belahan balok yang sudah digergaji, agar balok kayu itu tidak rapat kembali.
Ketika para pekerja sedamg pergi, sekawanan kera datang ke candi itu. Mereka bermain ke diatas pohon dan bangunan tinggi dengan perasaaan gembira tanpa mengiraukan bahaya. Seekor kera bernasib malang. Dia duduk di tengah balok yang sedang digergaji tadi, dan tangannya mencabut pasak itu. Ketika pasak itu lepas, balok kayu itu menutup kembali dan langsung menjepit pangkal kakinya. Seketika itu si kera mati.
*****
“ itulah sebabnya kukatakan kepadamu ,” kata karataka kepada Damanaka, “tidak perlu campur tangan dengan urusan orang lain. Pekerjaan kita adalah memakan sisa makanan yang ditinggalkan oleh sang singa.”
“apa?” kata Damanaka dengan geram. “kalau kira urusan kita Cuma makan? Aku tidak setuju, karena kata orang : sungguh tercela si burung gagak kalau hidup hanya dari makanan yang ada.”
“tetapi,” kata karataka, “kita tidak sedang melayani raja. Jadi, kenapa harus repot-repot memperhatikan masalah yang bukan urusan kita?”.
“tidak!” kata Damanaka, “jangan berbicara seperti itu sebab kata orang :

Orang biasa dapat menjadi menteri kalau dia melayani raja dengan baik tetapi seorang menteri bisa dipecat kalau dia gagal melayani rajanya dengan baik. Pelayan yang baik, memperhatikan apa yang membuat tuannya bahagia bahkan apabila tuannya berwatak jahat sekalipun. Mereka yang bijaksana tak akan gagal melayani raja, kalau ia dapat menghalau ular, harimau, gajah, dan singa dengan satu langkah.”

“Jadi apa gagasanmu?” tanya Karataka.
“kita lihat hari ini pikiran majikan kita dan pengikutnya sedang kacau bahkan ketakutan,” jawab Damanaka. “aku akan mencari tahu apa penyebabnya. Setelah itu aku akan menggunakan satu dari enam diplomatik yang ku ketahui yaitu : BERDAMAI ATAU BERPERANG, MENYERANG ATAU BERTAHAN, BERLINDUNG PADA SEKUTU YANG KUAT, ATAU MENIMBULKAN PERSELISIHAN DIANTARA MUSUH.”
“darimana engkau tahu singa majikan kita sedang ketakutan sehingga tak mampu berpikir?” tanya Karataka. “tak perlu kau tahu caranya,” kata Damanaka, ‘sebab seperti kata Manu :
Pikiran orang lain dapat dilihat dari raut wajah, gerak-gerak tubuh, kata-kata, dan kedipan matanya’
“dengan kecerdasanku, aku akan membebaskan Pingalaka dari kekhawatirannya dan dengan begitu aku akan memperoleh jabatanku sebagai menteri.”
“tetapi bukankah engkau tak tahu cara melayaninya,” kata Karataka. “bagaimana caramu mempengaruhinya?”.
“hm!” sahut Damanaka,”waktu kecil dalam pangkuan ayahku, aku sering mendengar cerita-cerita lama yang dikisahkan oleh para mahatma. Sejak itu kusimpan intisari cerita itu dalam ingatan. Dengarkanlah beberapa diantaranya :

Orang pemberani, sarjana dan mereka yang tahu melayani adalah pemetik mawar-mawar emas di bumi ini. Dan, melayani seorang raja yang tak tahu jasa pelayannya yang bijaksana seperti membajak tanah yang tandus.”

“tolong katakan kepadaku,” kata Karataka, “untuk memulainya, apa yang akan kau katakan kepadanya?.”
“apapun yang akan aku katakan,” kata Damanaka. “harus dikatakan pada saat yang tepat karena biarpun Brihaspati bila berbicara pada waktu yang tidak tepat akan dihina.”
“namun, bukankah seorang raja sukar untuk dipengaruhi. Dia keras dan tanpa perasaan seperti gunung, lagi pula sering kalidikelilingi oleh orang-orang jahat.”
“benar.” Kata Damanaka, “tetapi : 
kalau raja marah dia harus disanjung, temannya harus dianggap sebagai teman kita juga, musuhnya sebagai musuh kita pila. Pemberiannya mesti dihargai, dengan begitu dia dapat dikuasai tanpa ilmu sihir.”

“kalau begitu terserah kamu, semoga Tuhan melindungimu.” Kata Karataka. Damanaka membungkuk meminta diri kepada Karanaka , lalu langsung menghadap raja, sang singa. Saat Pingalaka melihat Damanaka mendekatinya ia berkata kepada pengawalnya,”dia Damanaka anak bekas mnteriku, biarkan dia menghadap.”
Ketika Damanaka tiba, Pingalaka menyapanya dengan ramah, “apakah hidupmu makmur bahagia?, ada apa gerangan menghadapku setelah sekian lama berpisah?”.
“yang mulia,” kata Damanaka, “biarpunbaginda tak punya lowongan pekerjaan khusus kepada hamba, hamba ingin menawarkan pelayanan pengabdian hamba bila diperlukan. Seorang raja membytyhkan tiga jenis orang: yang tinggi, sedang dan yang rendah. Orang-orang bijak berkata ;
Meskipun seorang raja hanya memerlukan lidi kecil untuk mengorek telinga atau gigi, ia tetap memerlukan orang yang mempunyai tangan kemampuan bicara.”
Damanaka melanjutkan, “dulu bangsa kami, serigala dengan setia melayani paduka bahkan disaat saat tersulit sekalipun. Namun toh dipecat juga dari pekerjaan. Paduka tidak adil dan menurut hamba itu kesalahan paduka bukan kesalahan para pengganti kami karena : 

raja yang tidak mengerti perbedaan antara kaca dan intan sungguh tak pantas dilayani. Orang yang cerdas sedetikpun tak akan tinggal diam, melihat orang yang tak dapat membedakan mana yang benar dan mana yang salah. Sebaliknya pelayan yang arif tetap rendah hati sekalipun memerima penghormatan, dan jika dihina mukanya  tetap tenang. Ia tidak hirau pada penghormatan atau hinaan. Sesungguhnya  raja dan pelayannya saling bergantung, tak ada raj jika tanpa pelayan dan tak ada pelayan tanpa raja. Ketika raja senang , pelayan diberi emas berlimpah, dan pelayan mengimbangi pemberian itu dengan pengorbanan jiwa dan raga.”

Damanaka terus berbicara, “tak pantas baginda menganggap kami hina hanya karena kami serigala karena : sutra berasal dari ulat, emas dari dalam tanah teratai dari lumpur, api dari sepotong kayu, dan permata dari dahi ular kobra.”
“demikianlah,’ kata Damanaka akhirnya, “kebaikan dapat muncul dari makhluk hina dina”.
Menjawab kata-kata Damanaka yang panjang lebar, Pingalaka mengatakan, “engkau anak bekas menteriku, dan aku tidak membedakan derajat tinggi dengan rendahmu. Kalau engkau punya sesuatu untukkau sampaikan, katakan saja.”
“tuan!” kata Damanaka, “memang ada sesuatu yang ingin hamba katakan.”
“katakanlah”, kata Pingalaka.
“namun ini rahasia,” jawab Damanaka, “karena apapun  yang didengar oleh enam telinga tak akan pernah menjadi rahasia , orang bijaksana tak akan membiarkan rahasianya didengar oleh enam telinga”.
Harimau, anjing hutan dan binatang lain pengwal baginda raja hutan menangkap isyarat dari Pingalaka yang menghendaki mereka pergi. Tinggallah Pingalaka berdua dengan Damanaka. Damanaka mendekat lalu bertanya lirih,”baginda pergi ke sungai untuk minum tapi tiba-tiba membatalkannya, mengapa?”
“oh itu, sebenarnya tak ada alasan khusus,” kata Pingalaka sambil tersenyum. “kalau masalah ini tak boleh dibicarakan baiklah,” kata Damanaka yang tak puas atas jawaban itu, “hamba paham karena : 

ada hal-hal yang hanya dapat dibicarakan dengan istri, ada hal-hal yang hanya dapat dibicarakan dengan anak laki-laki, atau hanya dengan anggota keluarga, tak semua masalah dapat dibicarakan dengan semua orang.”

Mendengar kata-kata itu Pingalaka berpikir,”tampaknya dia dapat dipercaya. Aku ingat pesan-pesan nenek moyangku :
Kalau seseorang dapat membagi duka-citanya pada teman yang dipercaya, atau pembantu yang setia, atau majikan yang baik hati, juga istri yang jujur, ia dapat bernafas lega dan hidup bahagia.” Maka Pingalaka bertanya pada Damanaka, “dapatkah engkau mendengar suara menakutkan dari kejauhan itu ?”.
“ya,” jawab Damanaka, “hamba mendengarnya tetapi mengapa?”
“itulah,” kata Pingalaka. “rasanya aku ingin pergi saja dari hutan ini.”
“kenapa?” tanya Damanaka.
“karena ada binatang raksasa disini. Suara keras itu pasti suaranya. Tenaganya pun pasti sekuat suaranya.”
“maksud tuan, suara itu saja yang menakutkan paduka?!” tanya Damanaka heran. “keliru!, hutan ini sudah beberapa keturunan menjadi milik paduka. Tak pantas paduka meninggalkan hutan ini begitu saja. Apalagi bermacam-macam suara buatan dapat diolah melalui gendang, sangka, vena dll. Jadi paduka tak perlu takut hanya pada suara, karena ; serigala yang lapar mengatasi rasa takut dengan mengalahkan suara yang menakut-nakutinyadan iapun mendapatkan makanan.”
“bagaimana kisahnya?” kata Pingalaka.

Maka Damanaka bercerita tentang seekor serigala dan genderang.

RETAKNYA PERSAHABATAN


PERSELISIHAN

Persahabatan  akrab berkembang di hutan, antara singa dan sapi jantan, tetapi dihancurkan oleh seekor serigala yang jahat dan tamak.
Di selatan india ada suatu kota bernama mahilopyam. Putra seorang pedagang kaya raya tinggal disana. Namanya Vardhamanaka. Pada suatu malam, sambil berbaring ditempat tidur ia gelisah dan tidak bisa tidur. Benaknya berkecamuk. Yang dipikirkan adalah “ Biarpun sudah banyak uang, orang harus mencoba memperbanyak uang itu. Kata orang :

tak ada satupun dalam hidup yang tak dapat dicapai dengan uang. Orang pandai harus mampu menambah kekayaannya. Banyak uang banyak teman, ketika punya banyak uang , ia diakui. Di dunia ini orang asingpun menjadi keluarga jika ber-uang sedangkan orang miskin akan dihindari bahkan oleh keluarganya. Orang banyak uang bahkan akan dianggap seperti sarjana. Uang dapat membuat orang tua menjadi ‘muda’ tetapi orang muda menjadi tua karena mencari uang.

Vardhamanaka mengambil keputusan. Pada suatu hari dia meminta izin merantau kepada orang tuanya dan mempersiapkan perbekalannya untuk perjalanan ke Mathura. Dia mempunyai dua sapi jantan bernama Sanjiwaka dan Nandaka. Kedua sapi yang lahir di rumahnya itu sangat kuat sehingga mampu mengangkat beban yang amat berat. Kedua sapi itu dikatkannya ke pedati. Dimulailah perjalanannya dengan ditemani oleh beberapa pelayan.
Selang beberapa hari kemudian ia tiba di tepi sungai Yamuna. Kaki Sanjiwaka patah dan iapun langsung jatuh. Vardhamanaka sangat sedih melihat keadaan sapinya yang merana itu, dan karena begitu menyayanginya, ia berhenti ditempat itu selama tiga malam.
Waktu sais pedati melihat Vardhamanaka muram, ia berkata, “Tuanku, haruskah kita berhenti di Hutan yang penuh dengan singa dan harimau demi seekor sapi, jika membahayakan kita semua?. Ingatlah perkataan orang-orang :
Orang pandai, tak akan mengorbankan keuntungan lebih besar demi keuntungan yang kecil.”
Mendengar saran itu, Vardhamanaka meninggalkan beberapapelayannya untuk menjaga sapinya yang terluka. Ia kemudian melanjutkan perjalanan dengan beberapa pelayan lainnya.
Pagi berikutnya para pelayan menyusulnya. Mereka ketakutan jika tetap tinggal di hutan, bahaya diterkam binatang buas mengancam setiap saat. Merekapun berdusta, membuat laporan palsu,”Tuan, Sanjiwaka mati dan kami telah membakarnya.” Vardhamanaka sangat sedih . kemudian ia mengadakan upacara belasungkawa untuk menghormati jasa sapi yang telah melayaninya selama ini dengan setia.
Namun Sanjiwaka ditakdirkan untuk hidup lebih lama. Dia memakan rumput ditepi sungai Yamuna, sehingga kekuatannya pulih dan berhasil bangkit. Angin sejuk menyegarkan tubuhnya. Dia memakan rumput hijau dan berkilau, dan dalam beberapa hari tubuhnya menjadi gemuk dan kuat. Bahkan lebih kuat dari hari-hari sebelumnya. Benarlah ucapan orang :
Dia yang bernasib baik walaupun tanpa perlindungan, terhidar dari petaka tetapi dia yang bernasib sial pasti akan musnah sekalipun dilindungi dengan baik. Walaupun ditinggalkan tak berdaya di hutan, dapat tetap selamat. Sedangkan dia yang berjuang untuk hidup bisa meninggal mendadak sekalipun dirumahnya sendiri.
Di hutan itu hidup seekor singa bernama Pingalaka, dengan pengikutnya yang terdiri dari beberapa binatang hutan yang lain. Siang itu karena merasa haus ia pergi ke tepi sungai Yamuna untuk minum. Dari tempatnya berdiri ia mendengan lenguhan Sanjiwaka yang amat keras dan menakutkan. Pingalaka. Sangat takut tetapi disembunyikannya rasa takut itu di depan anak buahnya. Dia lalu melangkah ke sebatang pohon beringin besar dan duduk dibawah kerindangannya, batal minum di tepi kali. Para pengikutnya berkumpul mengelilinginya.
Di antara binatang-binatang yang disekitar singa itu, tersebutlah dua srigala bernama Karataka dan Damanaka. Mereka adalah anak-anak bekas menteri Pingalaka, namunsekarang tidak lagi. Kini mereka hanya menga,mati dari kejauhan sang singa dan mengikuti langkahnya dari kejauhan menunggu sisa makanan.
Ketika melihat sang singa kembali tanpa minum, keduanya curiga.
“Karataka,” kata Damanaka, “singa raja itu membatalkan niatnya untuk minum. Sekarang malah duduk-duduk dibawah pohon dikelilingi para punggawanya.”
“apa urusan kita?”kata Damanaka “karena jika seseorang mencampuri urusan yang bukan urusannya, bercumbu dengan kehancuran seperti kera yang mengeluarkan pasak dari balok kayu.”

“bagaimana ceritanya?” tanya Damanaka. Maka Karataka bercerita tentang seekor kera dan pasak kayu.

Minggu, 21 Januari 2018

PANCA TANTRA


oleh : pandit wishnu sharma

KISAH INDUK

Dahulu kala di selatan India ada sebuah kerajaan dengan ibu kota bernama Mahilopyam. rajanya bernama Amharsakti, dikenal sangat terpelajar dan berbakat dalam berbagai keterampilan dan kesenian.
Baginda dikaruniai tiga orang putera bernama Babushakti, Ugrashakti, dan Anantashakti. sayangnya berbeda dengan baginda, ketiganya amat bodoh dan tak berminat belajar. Baginda gundah sekalimemikirkan hal ini, hingga suatu hari mengumpulkan menteri-menterinya lalu berkata, "Saudara-saudara, kalian sudah mengetahui betapa bodohnya putra-putraku. Tak satupun yang mereka pahami. Melihat ulah mereka, aku tak bisa menikmati kerajaan ini. seperti kata orang :

anak-anak yang belum lahir, anak yang sudah mati dan anak yang bodoh, dua yang pertama lebih baik, karena hanya menyebabkan kesedihan satu kali, Tetapi anak anak yang bodoh adalah siksaan hati sampai akhir hayat.
apa manfaat seekor sapi yang tidak memberi anak maupun susu?. dan apa manfaat anak laki-laki, yang tidak bijak dan berbakti?"

oleh karena itu katakan kepadaku bagaimana caranya agar putra-putraku dapat memperoleh pencerahan," lanjut baginda. Salah seorang menterinya menjawab, "Yang Mulia!, diperlukan waktu dua belas tahun hanya untuk mempelajari tata bahasa. ilmu pengetahuan lainnya yang diperlukan seperti agama, ekonomi, seksiologi, begitu luas. Sehingga pastimemerlukan waktu lebih lagi untuk menguasainya, hanya dengan cara itu kecerdasan dapat berkembang."

tetapi seorang menyeri bernama Sumati berkata, "Hidup kita tidak kekal sedangkan waktu untuk menguasai segenap pengetahuan itu terentang tak ada batasnya. Hamba pikir kita harus mencari cara yang lebih singkat untuk mengajarkan pengetahuan yang memadai bagi para pangeran. Saya mengenal seorang brahmin bernama Vishnu Sharma yang sangat ahli dan menguasai semua ilmu pengetahuan. Penghargaan dari para muridnya tidak terbilang lagi. Jadi jika baginda berkenan, hamba menganjurkan agar putra putra baginda diserahkan saja kepada beliau. Ia pasti akan mengajar putra pangeran dengan baik."
menyetujui nasehat sumati, raja mengundang Vhisnu Sharma ke istana dengan berkata kepadanya , "Begavan, tolong ajarkanlah kepada putra-putraku nitisastra dalam waktu yang singkat dan aku akan berterimakasih kepada anda. Aku akan menghadiahkan kepada anda seratus kampung tanpa perlu membayar pajak pada pemerintah."

"Yang mulia , mohon dengarkan perkataan saya. percayalah, hamba akan mengutarakan kebenaran. Hamba tak ingin menjual kepandaian saya karena ketamakan kepada uang. Jika putra-putra baginda belum memahami nitisatra dalam waktu enam bulan, hamba siap mempertaruhkan nama baik saya. Peganglah kata-kata hamba ini. Sungguh hamba tak menginginkan kekayaan. Usia hamba hampir 80 tahun dan sepanjang usia ini hamba sudah mendapatkan apa yang hamba dambakan. Jika baginda menghendaki, catatlah tanggal hari ini. Kalau hamba belum berhasilmengajarkan nitisastra selama enam bulan kepada para pangeran, maka hamba tak berhak masuk surga," jawab sang begavan kepada baginda raja.

raja dan para menteri terkejut tetapi senang mendengar pernyataan yang kelihatannya mustahil itu. Sambil berterima kasih dengan rasa hormat, raja kemudian menyerahkan putra-putranya kepada brahmin itu dengan perasaan lega.

Vishnu Sharma membawa ketiga pangeran putera baginda ke asramanya. Disanalah ia memberikan pelajaran dengan bercerita. cerita-cerita yang berisi berbagai macam pengetahuan dan pelajaran itu dibagi dalam lima tantra :

1. Retaknya Persahabatan
2. Mimbina Persahabatan 
3. Iktiar dan siasat
4. Kehilangan keberuntungan 
5. Ceroboh
Begavan Vishnu Sharma mengatakan bahwa cerita-cerita itu sangat tinggi nilainya, bahkan dapat menjadi penuntun kehidupan di dunia maupun di akhirat. Ia mengatakn :

"seorang yang telah mempelajari nitisastra ini atau bahkan hanya mendengarkan ajaran-ajarannya, tak kan pernah dikalahkan, bahkan sekalipun oleh Indra, Dewa Surga."

Sabtu, 20 Januari 2018

terapi air

TERAPI ENAM GELAS AIR 

meminum air putih 1,5 liter menjadikan tubuh sehat dan bugar


HAI...Sobat..!
Tuhan telah memberi kita air yang banyak. bahkan bumi kita sebagian besar ditutupi oleh air. dan tubuh kita juga terdiri dari banyak air untuk membantu metabolisme tubuh. (tul kan?..)
dengan meminum air, penyakit-penyakit dibawah ini dapat di sembuhkan. tanpa mengeluarkan uang yang banyak, untuk obat-obatan, tablet, suntikan, diagnosa, upah dokter. anda tak akan percaya sebelum mencobanya!

mari kita lihat daftar daftar penyakit yang dapat disembuhkan dengan terapi ini :

1. sakit kepala
2. darah tinggi
3. kurang darah
4. reumatik
5. lumpuh
6. kegemukan
7. batuk
8. asma
9. bronchitis
10. TBC paru-paru
11. Radang Otak
12. batu ginjal
13. mencret
14. disentri
15. ambien
16. sembelit
17. radang sakit persendian
18. radang selaput lendir
19. penyakit saluran kencing
20. kelebihan asam urat
21. -pendarahan di mata dan mata merah
22. radang tenggorokan
23. mabuk, pusing, gamang
24. gangguan jantung
25. kencing manis
26. penyakit mata
27. haid tidak teratur
28. leukimia
29. kanker peranakan
30. kanker payudara


Bagaimana minum air itu bekerja?


meminum air biasa (air putih) dengan metode yang benar, memurnikan tubuh manusia. Hal itu membuat usus besar bekerja dengan lebih efektif dengan cara membentuk sel darah baru, dalam istilah medis dikenal sebagai aematopaises. Bahwa muccousal fold pada usus besar dan usus kecil diaktifkan oleh metode ini. Merupakan fakta yang tak terbantahkan seperti teorui yang mengatakan bahwa darah segar baru diproduksi oleh muccousal fold ini.
Bila usus bersih, maka gizi makanan akan diserap dengan muccousal fold ini, gizi makanan itu diubah menjadi darah baru.
Darah merupakan hal paling penting dalam menyembuhkan penyakit dan memelihara kesehatan dan karena itu air hendaknya dikonsumsi dengan teratur.


Bagaimana melakukan terapi air ini?




1. pagi hari ketika anda baru bangun tidur, langsung minum air 1,5 liter air putih yaitu 6 gelas. lebih baik airnya ditakar terlebih dahulu sebanyak 1,5 liter. terapi ini dahulu dikenal dengan nama "paana chikitsa". (terapi ini sudah ada sejak jaman dahulu sekali ya bro n sist....).
2. hal ini sangat penting untuk diketahui bahwa jangan minum atau makan apapun satu jam sebelum dan sesudah minum air putih 1,5 liter.
3. juga telah diteliti dengan seksama bahwa tidak boleh minum minuman beralkohol pada malam sebelumnya.
4. bila perlu gunakan air yang sudah direbus atau air yang telah disaring
apakah mungkin minum air putih 1,5 liter sekaligus?
untuk permulaan, mungkin akan terasa sulit meminum 1,5 liter air sekaligus, tapi lambat laun akan terbiasa juga. mula-mula ketika latihan anda boleh meminum 4 gelas dulu dan sisanya yang 2 gelas diminum 2 menit kemudian. awalnya anda akan buang air kecil 2 sampai 3 kali dalam satu jam. tapi setelah beberapa lama akan normal kembali. menurut penelitian dan pengalaman penyakit-penyakit berikut dapat disembuhkan dengan terapi ini dalam waktu seperti yang ditulis di bawah ini :
sembelit : 1 hari
asam urat : 2 hari
kencing manis : 7 hari
tekanan darah tinggi ; 4 minggu
kankler : 4 minggu
TBC paru-paru : 3 bulan
Catatan ;
disarankan agar penderita radang/ sakit persendian dan reumatik melaksanakan terapi ini 3 kali sehari yaitu : pagi, siang, dan malam. satu jam sebelum makan, selama 1 minggu, setelah itu 2 kali sehari sampai penyakitnya sembuh.

metode diatas dibaca dan dipraktekan dengan seksama. sebarluaskanlah terapi ini kepada teman, sanak saudara,dan tetangga karena hal ini merupakan persembahan kepada kemanusiaan. dengan rahmat Tuhan Yang Maha Esa. setiap orang hendaknya menjalani hidup sehat.

loka samastha sukino bhawantu
(semoga manusia seluruh dunia berbahagia)

Jumat, 19 Januari 2018

contoh siaran radio bahasa jawa

Nama radio         : RRI Pro 4 Yogyakarta
Penyiar                 : Widiantoro S.Sos
Program               : Batik (babagan niti kabecikan)
Format                 : Informasi Agama Hindu
Durasi                   : 30 menit
Segmentasi        : semua umur
Gaya penyiar     : penyuluhan

OPENING
OM Swastyastu,/ sugeng enjing para pamiarsa setia wonten gelaran 106,.. FM Pro sekawan Radio RRI ngayogyakarto// pepanggihan malih kaliyan kulo/ Widiantoro wonten acara/ batik/ babagan niti kabecikan agami hindu// Kados adat sabenipun kulo ngrencangi para pamiarso sedoyo/ kanthi wedal tigang dasa menit sak mangke// kulo badhe mbahas ajaran ajaran agami hindu/ kangge ngemotaken malih ajaran-ajaran agami kangge sedaya umat hindu dharma/ wonten tlatah Ngayogyakarto// saking meniko mangga tansah midangetaken wonten gelaran 106,..FM  Pro sekawan Radio RRI Ngayogyakarto//
-
CONTENT
Bapak-bapak/ ibu-ibu saha sadherek-sadherek umat sedharma ingkang kulo kurmati//
Wekdal meniko/ kulo badhe mbahas Dasar-dasar Kapitadosan Agami Hindu// Agami Hindu nggadahi “sraddha” utawi dasar-dasar kapitadosan/ salah sakwijining kapercayan umat agami hindu kangge pedoman saha tuntunan wonten gesang/ kangge usaha nggayuh/  katentreman/ kerahayuan/ keslametan kados tujuan gesang/ inggih meniko “Moksartham Jagadithaya ca iti Dharmah”//
Lajeng/ ingkang pundi kemawon sraddha Hindu ingkang dipun maksud?//
Agami Hindu nggadahi gangsal pokok kapitadosan/ dipun sebat/ Panca Sraddha inggih meniko :
Setunggal/ pitados Wontenipun Tuhan Yang Maha Esa/ Ida Sang Hyang Widhi Wasa//
Kalih/pitados wontenipun atman/ utawi roh//
Tiga/ pitados kalih Hukum Karma Phala//
Sekawan/ pitados wontenipun Punarbhawa//
Gangsal/ pitados wontenipun Moksa//
Nah/ bapak-bapak/ ibu-ibu sarta shaderek agami Hindu pamiarso wonten/ gelaran 106,..FM Radio RRI Ngayogyakarto/  manggo kito bahas setunggal-setunggal/ panca sraddha meniko//
Pitados wontenipun /Ida Sang Hyang Widhi Wasa//
Agami Hindu pitados wontenipun Zat ingkang dipun sebat Brahman (ida Sang Hyang Widhi Wasa)// Brahman meniko Mutlak/ Maha kuwoso/ Maha Esa/ Maha Pengasih/ Maha Adil lan sapanunggalanipun// zat meniko mboten saget dipun jangkau ngangge pikiran/ wonten pundi-pundi kemawon/ mboten saget dipun padake kalehnopo kemawon//
Wonten kitab uphanisad Brahman dipun sebat “neti-neti”/ sanes niki/sanes niku// ananging brahman meniko ajeg wonten// wonten kitab wedha/ Penjenenganipun kasebat  tat  tegese kuwi saha sat/ tegesipun kebenaran// tat sat : kuwi kebenaran// ing nusantara mriki dikenal ngagem asma Ida Sang Hyang Widhi Wasa// sang artinipun piyambake/ hyang tegesipun Gaib/ lajeng widhi wasa tegesipun/ ingkang ndadekake//  Ida Sang Hyang Widhi Wasa : piyambakipun ingkang gaib/ingkang ndadosaken//
Ingkang menarik saha unik/ brahman meniko kagungan asma ingkang kathah// umpaminipun brahma (pencipta)/ wisnu (pemelihara)/ siwa (pelebur)// brahman ugi kagungan kekiatan kekiyatan alam/ kados agni (geni)/ srengenge/ bulan/ angin lan sapanunggalanipun// Saenggo kathah tiyam awam nganggep agami hindu/ agami alam// agami ingkang nyembah banyak Tuhan// ananging penganggep meniko salah sanget// agami Hindu pitados lan nyembah satu Tuhan// wonten / chandogya upanisad : / Ekam eva adwityamtasmad asatah sajjayana tegesipun / piyambake Maha Esa, mboten wonten ingkang kaping kalih/ saking piyambakipun sedoyo makhluk kaciptakaken//
-
Kita lajengaken kapitadosan ingkang nomer kalih inggih meniko/
Pitados wontenipun roh/ atman//
Brahman/ ingkang nyiptakaken menungso/ ugi wonten ing sajroning badan meniko/ disebat jiwa/ zat hidup// wonten bahasa sanskerta kasebat atman/ meniko ingkang nyebabaken menungso meniko gesang/ tanpa atman/ menungso meniko pejah//
Atman meniko percikan brahman ingkang wonten badan menungso// wonten kitab Bhagavadgita  II. 20 : na jayate mriyate va kadacin/ nayam bhutva bhavite va na bhuvah/ ajo nityah sasvato’ yam purano/ na hanyate sarire// artinipun : atman mboten dipun lahiraken/ mboten saget pejah/ ajeg wonten/ kawit rumiyin wonten/ mboten saget pejah senajan badan jasmani pejah//
Lajeng menawi tiyang meniko seda / pundi paranipun atman?//
Sajroning tiyang gesang temtu nindakaken macem-macem hal/ ingkang sampun/ nembe/ utawi dereng ditindakaen.// biasanipun tiyang tumindak meniko mboten uwal saking kesalahan// sengojo utawi mboten. Sedaya tingkah laku meniko nggadahi akibat/ sae utawi ala// menawi sae ingkang dipun tindakaken / ugi sae ingkang badhe dipun tampi/ kosok wangsulipun menawi tumindak ingkang ala/ ugi nampi akibat ingkang mboten sae//
Hubunganipun sraddha ingkang nomer tigo/ pitados kalih hukum karma//
Karma meniko bahasa sanskerta/ aslipun tembung kri ingkang ngemu teges tumindak/ sedaya tumindak sae utawi ala/lan akibatipun meniko masuk wonten karma//
Hukum artinipun patokan (kaidah/ketentuan) ngengengi peristiwa tertemtu//dados hukum karma ateges sedaya tumindak lan akibatipun/ wonten patokanipun utawi kaidah//
Pitados hukum karma/ berati tumindak panggautan/ sembarang tumindak/ ala menopo sae/  dumugi kasil utawi wohipun/ patokanipun ajeg wonten// kasil utawi woh saking tumindak disebat phala/ karma berarti tumindak/ dados karma phala berarti wohing tumindak. Saben tumindak wonten woh ipun//
Karmaphala ingkang sae disebat subhakarma/ karma ingkang ala disebat a-subhakarma/./ menawi tiyang tasih gesang otomatis  kekalih karma meniko dilampahi. Wonten mriki ketingal keadilan Ida Sang Hyang Widhi Wasa/ mboten memihak sinten kemawon//
Hukum karma/ nggayomi tiyang ingkang tumindak sae lan ningkataken moral saha etikanipun// Kosok wangsulipun/ hukum karma ngukum tiyang ingkang tumindak ala lan damel mrosot moral kehidupan// hukum karma meniko ingkang nemtokaken kelahirannipun benjing//
Wonten tigo jenis karma inggih meniko/
Prarabda karma/ sancita karma/ lan kryamana karma//
Prarabda karma/ karma meniko diumpamaken/anak panak ingkang sampun kalepas saking busur/mboten saget katarik malih/ maksudipun mekaten/ karma sampun  ngasilaken woh wonten gesang tiyang sakmeniko/ akibat akibat tumindak kala rumiyin mboten saget dipun hindari//
Contonipun / dipun lahiraken kanthi badan tertemtu,/rupa kulit/ rai/ termasuk tabiat kalih watak// sedaya kasunyatan menika kedah dilampahi lan ditampi kanthi legawo// namung mekaten amargi ilmu kedokteran ingkang maju bentuk badan dibentuk sae ngangge operasi plastik//
Sancita karma/ karma meniko diumpamaaken anak panah ingkang sampun siap dilepas saking busuripun/ tegesipun/ karma sampun ngasilaken woh utawi phala wonten gesang sakmeniko/ nyebabaken corak mental nanging tasih saget ngrubah lampah ngangge jnana kados pendidikan prakerti lan moral//
Contonipun lare ingkang kirang cerdas prabawanipun/  tasih saget diupayaaken kanthi pendidikan khusus kangge kemajuanipun//
Wonten malih tiyang ingkang tumindak mboten sae kados : maling/ perampok/ penipu lansapanunggalanipun/ saget dipun icali/ ngangge pendidikan agama, ningkataken akhlak/ moral/ lan maringi pelajaran keahlian tertemtu//
Kriyamana karma/ karma saweg ditindakaken sakmeniko// Woh utawi phala/ bakal ditampi wonten gesang sakmeniko//
Menawi dipun penggalih kanthi hening/ gesang mbenjing ditemtuaken piyambak diri pribadi// menawi gesang sakmeniko tumindak sae mbenjing nampi woh ingkang sae lan kosok wangsulipun//
Pripun carane damel karma ingkang sae?//
Sedaya ingkang dipun rtindakaken/ kedah dituntunn/ kanthi landasan dharma// ngatasi nafsu saha egoisme ingkang berlebihan/berpikir ingkang murni-bersih/ saha bakti kalih Ida Sang Hyang Widhi Wasa// kanthi mekaten mlampah wonten jalan kesempurnaaan/ tumuju subha karma//
Sang Hyang Widhi mboten leren-leren/anggenipun nyambut damel ngangge hukum karma phala meniko/ingkang nuduhaken Maha keadilanipun.// hukum karma erat hubunganipun kalih sraddha sekawan : pitados wonten punarbhawa//
Umat Hindu pitados wontenipun phunarbhawa utawi manitis (kelahiran kembali)/ menopo kedah lair malehing ndonya meniko?// penjelasanipun mekaten/tujuan lahir malih meniko mboten amargi angsal hadiah utawi dipilara/kosok wangsulipun kangge tumuju keadaan ingkang soyo sae/ tumuju kasampurnan// punarbhawa nyadaraken tiyang kangge lepas saking proses gesang lan pejah/ amargi mboten saget tiyang lepas saking siklus hidup lan matiangsal kasampurnan saha mukti menawi mboten nglampahi proses kematian kaleh kehidupan// kathah ingkang ngraosaken/ pitados / kados Budhha, Plato, Pithagoras lan kapitadosan mesir kuno wontenipun tumimbal lahir//
Tiyang seda/ atmanipun (jiwa,zat hidup)/ uwal saking badanipun/ ingkang nerek katut inggih meniko prana (tenaga vital, pikiran, ingatan, akal)/ sedaya pangertosan, penggalihan/raos/inera/ kebodohan, kesaenan, sedoyo ingkang mboten sae lan suksma bhuta (unsur jasmani halus/mboten saget digrayang)//
Pitados wontenipun moksa/ punarbhawa (pejah lan gesang ing donya meniko/ ditemtoke kalih hukum karma. Atman nglampahi macem macem kasengsaran kasebat samsara/ menawi atman sampun resik/ amargi nindakaken dharma/ atman  lolos saking hukum karma/ kasebat niskama karma// mboten nglampahi punarbhawa malih/ mboten samsara malih/ keadan meniko diwastani moksa (bebas, mukti langgeng)// tiyang pikantuk moksa mboten nmung menawi sampun seda ananging tiyang tasih gesang wonten alam donya. Nanging temtunipun meniko mboten gampil//
Wonten epik mahabharata/ dipun critaaken menawi prabu yudistita meniko pikantuk moksa rikala tasih gesang ing alam ndonya/ amargi tekun nindakaken kebenaran, jujur adil, welas asih, tanggel jawab/saha taat manembah kaliyan Ida Sang Hyang Widhi Wasa//benten kalih sedoyo rayinipun ingkang seda sedanten wonten ndonya//
Pripun usahanipun umat supados uwal saking lingkaran punarbhawa?//
Saking meniko kedah dipun upayaaken nglampahi karma yoga/ sedaya makhluk saking paling alit dumugi palimng ageng/ tumindak kangge nggayuh tujuan kebebasan pikiran, kebebasan badan, saha kebebasan jiwa.// usaha kangge nggayuh kebebasan meniko berarti nguwali diri ssaking ikatan ikatan karma/. Meniko ateges mboten terus mboten nyambut damel utawi tumindak/ ananging mbebasaken raos terikat/kaleh pedamelan meniko/ dipun jagi supados pikiran ajeg bebas/ saking raos keterikatan kalih pedamelan// raos keterikatan meniko nuwuhaken rong perkawis : seneng lan susah// kasusahan meniko muncul saking raos keterikatan. Sanes saking pedamelan//
Ingkang dipun maksud terikat inggih meniko/ wontenipun khawathir, was-was/ ajrih/lan sapanunggalainpun.// wonten mriki ingkang kasebat suka sifatipun namung sementara.//
Karma yoga ngajaraken ; mboten usah meninggalkan kadonyan, gesang wonten dunia nyata/ namung dipun atasi saha tahan sedoyo pengaruh-pengaruhipun sak kathah kathahipunkagem diri piyambak mboten kagem tiyang sanes// dados kita ajeg nindakaken karma yoga supados mboten terikat oleh hukum karma //
Wonten tiga bentuk moksa ingkang sampun dilampahi tiyang ingkang sampun moksa:/
Moksa/ adi moksa/ saha parama moksa.// kasebat moksa menawi tiyang tasih ninggal badan jasmani// kasebat adhimoksa menawi tiyang moksa meniko ninggalaken badan jasmani awujud abu/ amargi sampun kabakar kalih agniyoga/ tiyang ingkang yoganipun sampurna /saget nindakaken menika// lajeng prama moksa menika moksa ingkang mboten ninggalaken badan jasmani/ utawi moksa sak ragane/ badan jasmani terserap secara alus/ mboten wonten bekasipun//
CLOSSING

Nggih bapak-bapak/ ibu-ibu saha sederek-sederek umat sedharma / pamiarso sedaya/ mboten kraos wekdal sampun jangkep 30 menit/ kulo widiantoro anggenipun ngrencari panjenengan sedaya/ nyuwun pamit/ pepanggihan malih wonten acara, wekdal saha gelombang 106,.. FM Radio RRI Ngayogyakarto. Matur suwun. Kulo pungkasi kanthi parama santhi/ om santhi/ santhi/ santhi om

  " Tubuh dibersihkan dengan air, pikiran dibersihkan dengan kejujuran, jiwa (Atman) dibersaihkan dengan ilmu pengetahuan dan akal budi...